Menjadi mandiri kerap diasosiasikan pada saat dewasa dan tidak tinggal lagi bersama orang tua. Namun dalam hidupku, mandiri adalah sebuah kata yang mendeskripsikan harihariku sejak kecil. Yesika Erliana Putri, atau Yesika, begitu orang-orang memanggilku. Kelahiran Tasikmalaya, 23 Juni 2004, namun menghabiskan masa kecilku di Ngawi, Jawa Timur.
Bersiap dari Kelas 11 SMA
Tak terasa waktu begitu cepat dan ternyata aku bisa melalui lika-liku perjuangan tanggung jawab atas pendidikanku. Tidak sedikit yang memvalidasi bahwa masa SMA adalah masa yang ditunggu-tunggu. Pun, hal ini aku juga setuju dengan pernyataan itu. Pada saat kelas sebelas, aku sudah memiliki rencana dan keinginan untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri. Akan tetapi, Ayah sangat mengkhawatirkan tentang biaya yang dibilang mahal itu. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Ayah, aku hanya bisa diam dan merenungkan semuanya.
Tidak menyerah, aku berusaha untuk mencari informasi mengenai Perguruan Tinggi Negeri. Selang beberapa hari, aku diperkenalkan dengan Lampung Cerdas. Lampung Cerdas merupakan instansi yang bergerak pada bidang edukasi bagi pelajar, mahasiswa dan milenial. Aku adalah salah satu bagian dari member dan Awardee beasiswa Lampung Cerdas. Dari segala hal materi, penjelasan maupun info terkait Perguruan Tinggi Negeri yang dipaparkan dengan sangat jelas menjadikan bekalku untuk optimis berkuliah.
Lulus Dijalur Undangan
And yes, I will. Aku sekarang menjadi mahasiswa Universitas Negeri Surabaya program studi Pendidikan Biologi jalur SNMPTN. Ternyata, kabar baik tersebut tidak dapat diterima dengan baik pula oleh semua orang. Omongan pedas dari tetangga, hingga perlakuan yang tidak nyaman dirasakan oleh keluargaku karena tentang kabarku ingin melanjutkan ke jenjang perkuliahan.
Mungkin mereka menganggap bahwa anak seorang juru parkir mustahil jika kuliah. Hal itu lah yang membuatku memiliki tekad kuat untuk mengambil risiko. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Q.S Al-Insyirah:6). Itu janji Allah SWT kepada hambanya, dan ayat Al-Qur’an tersebut yang menjadi peganganku sampai saat ini. Setelahku bicarakan baik-baik dengan Ayah, aku berhasil menyakinkan beliau. Akhirnya,
Ayah setuju aku mengambil kesempatan kuliah itu. Aku sangat bersyukur, karena sangat menyadari diluar sana pasti banyak juga yang ingin kuliah namun terhalang izin karena finansial. Kesempatan ini, tidak akan pernah aku sia-siakan begitu saja. Karena bagiku, menjadi seorang mahasiswa dan calon pendidik adalah kesempatan yang sangat istimewa dan paling ku syukuri hingga sekarang.
Program Beasiswa Lampung Cerdas
Terima kasih aku ucapkan, untuk Lampung Cerdas tercinta. Karena dari Lampung Cerdas inilah aku mampu mewujudkan hal yang mungkin mustahil terjadi. Aku benar-benar yakin, semua adalah bagian dari do’a dan usaha serta tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Dari beasiswa Lampung Cerdas ini, aku dapat belajar banyak dimulai dari bagaimana mengatur waktu, percaya diri, produktif, optimis, hingga mampu mengambil risiko dengan tidak melupakan tanggung jawab.
Aku tidak hanya diberikan bantuan biaya pendidikan, melainkan kelas pengembangan diri yang sangat membantu dalam masa-masa perkuliahanku. Bantuan biaya pendidikan yang diberikan juga sangat meringankan beban kedua orang tuaku untuk membayar Uang Kuliah Tunggal. Tanpa beasiswa Lampung Cerdas, mungkin aku dan kedua orang tuaku terbebani dengan masalah-masalah kecil terutama finansial. Maka dari itu, aku sangat berterima kasih kepada Lampung Cerdas yang telah mempercayakan aku untuk menjadi bagian dari Lampung Cerdas yang hebat ini. Kontribusi yang ingin aku lakukan untuk Lampung Cerdas adalah ikut serta dan aktif dalam membagikan informasi program yang ada dalam Lampung Cerdas melalui instagram yang lebih banyak dijangkau kaum milenial. Karena aku sangat yakin, banyak pelajar khususnya kelas 12 yang belum mengenal Lampung Cerdas lebih dalam lagi.
