Berani Kaya – Karena Kemakmuran Merupakan “MAN MADE”

Uncategorized

Bismillahhirahmannirrahim…
Kali ini saya kembali lagi membaca sederetan buku dari pak Mardigu Wowiek, judulnya adalah “Berani Kaya”. Sederetan buku beliau yang saya baca terus menerus tentang sebuah mindset. Mindset benar-benar sangat dibutuhkan untuk melewati dunia nyata yang semakin sulit. Saya merasa mindset adalah kunci untuk sebuah keyakinan dalam menjalani sesuatu. Di salah satu buku beliau “sadar kaya” pernah membahas tentang sebuah mindset dibentuk. Mindset ini terbentuk saat kita berumur 1-10 tahun yang artinya itu dipengaruhi oleh pengalaman kita selama 10 tahun dan tumuh dari orang-orang terdekat. Saya sangat mengakui dan flashback terkait apa yang sudah terbentuk di dalam otak saya. Dan saya sangat mengakui, bahwa mindset saya tidak jauh berbeda dengan orang tua saya.

Mindset Kaya

Orang tua saya adalah seorang wirausahawan dan ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga. Namun, karena kebanyakan sering bersama dengan ibu jadilah mindset yang paling banyak tercipta itu hamper persis dengan ibu. Dan saat usia 14 tahun bapak sudah meninggal, jadi belum banyak mindset tentang berwirausaha terbentuk dalam diri saya. Lalu sisa dari 10 tahun ke atas bagaimana? Sisa dari 10 tahun ke atas adalah penyempurnaan pembelajaran menurut saya. Ada mindset yang memang bisa diubah, di improvisasi, dan bahkan benar-benar ditinggalkan yang sebelumnya. Dan mindset sangat-sangatlah berujung pada mental yang kita ciptakan dalam diri.

Berani Kaya

Isi Buku

Di dalam buku ini masih membahas tentang seorang pengusaha yang benar-benar memiliki mindset seorang pengusaha yang pantang menyerah akan segala sesuatu. Dan bahkan, dalam berbisnis beliau ini memiliki kebiasaan throw double or nothing. Yang artinya, mending lempar tapi dapat dua daripada enggak sama sekali. Keyakinannya tentang sesuatu yang diciptakan atau bisnis yang dibangun itu full tidak ada yang setengah-setengah. Pokonya saya salut banget sama beliau ketika membaca buku ini. Banyak banget cobaan menerpa, dari kaya sampe miskin dan sampe kaya lagi tapi tidak pernah kapok dan tidak pernah behenti untuk bergerak. Di dalam buku ini banyak banget cerita tentang jatuh bangun sampe suksesnya bisnis yang diangun oleh Pak Mardigu, dibohongi, diambl perusahaannya oleh orang yang diangkatnya sebagai pimpinan perusahaan, perusahaan yang dibangun dari nol kemudian diambil hak milik oleh partnernya sendiri. Tapi herannya, di dalam buku ini tidak ada satupun cerita beliau yang menyatakan menyerah dan berhenti berjuang.

Baca Juga :  CREATING EFFECTIVE MARKETING PLAN

Seketika berkaca dengan diri sendiri, sudah seberapa jauh bertahan dan mempertahankan apa yang sudah dijalankan dan mneyelesaikan apa yan sudah dimulai. Ada beberapa poin menarik yang dapat saya tulis dalam artikel ini, salah satunya yang sudah saya ceritakan diatas yaitu tentang mindset, salah keduanya adalah tentang 4 tipe manusia di dalam sebuah perusahaan, jurus manajemen dalam perusahaan, mengkaderisasi jangka panjang, finansial freedom, dan tentang rumus value & leverage.

Saya mulai dengan bahas poin kedua, yaitu tentang 4 tipe manusia yang ada diperusahaan.

  1. Tipe 1 : perilakunya baik, produktivitasnya baik
  2. Tipe 2 : perilakunya buruk, produktivitasnya baik
  3. Tipe 3 : perilakunya baik, produktivitasnya buruk
  4. Tipe 4 : perilakunya buruk, produktivitasnya buruk.

Di sepanjang pengalaman beliau membangun bisnis, inilah 4 tipe manusia yang ada dalam sebuah perusahaan. Dan di setiap perusahaannya pasti hanya ada dua tipe, yaitu tipe 1 & 3. Karena beliau tim menganut memilih perilaku atau attitude yang paling diutamakan dalam sebuah perusahaan. Kalau ada tipe 4 artinya yang bakal dipecat adalah HRD dan pekerjanya hehe. Saya pun merasakan sekali pentingnya attitude dalam sebuah perusahaan, karena tingkat produktivitas bisa diubah dengan memberikan banyak pekerjaan diawal, butuh waktu memang. Setidaknya, waktu yang dibutuhkan tidak sepanjang mengubah attitude. Karena kita membangun sebuah attitude sejak kita kecil.

Poin selanjutnya

Poin selanjutnya adalah tentang jurus manajemen. Dimana perusahaan yang sedang kami bangun adalah sebuah start up yang baru berdiri 5 tahun berjalan ini. Beliau menyampaikan tentang sebuah research terkait start up. Bahwa di tahun pertama hanya aka nada 1/3 yang menjadi level tumbuh, sisanya berhenti. Ketika sudah di level tumbuh, tingkat kegagalan akan mengecil. Dari 10 yang tumbuh yang akan bertahan hanya 60% dan lanjut hingga tahun ke 10 itu hanya 40% nya saja.  Di dalam start up jurus yang harus dikuasai adalah manajemen. Yang pertama adalah manajemen pembagian tugas dan yang kedua adalah manajemen peningkatan kemampuan dari SDM itu sendiri. Dan berjalan di tahun kelima ini benar-benar mental diuji untuk mampu atau tidak melewati semua tahap ujiannya hingga bias ke next level yaitu mature.

Baca Juga :  16 rahasia menjadi pembicara percaya diri

Poin keempat yaitu tentang pengkaderisasian jangka panjang.

Di salah satu bab di buku ini beliau menyampaikan terkait beberapa pesan untuk tetap bertahan dalam sebuah perusahaan.

  1. Selama perusahaan bias menggapai impian kamu, bertahanlah di perusahaan itu
  2. Kalau impianmu tidak tercapai, tetapi kamu mendapat gaji besar, bertahanlah
  3. Kalau impian kira-kira sulit tercapai, gaji juga kecil, pastikan kamu dapat ilmu meski bertahan hanya sebentar
  4. Kalau impian sulit tercapai, gaji kecil, ilmupun tidak di dapat, lihat lagi. Selama mendapat jaringan bisnis cobalah bertahan dulu disana.
  5. Kalau impian sulit tercapai, gaji kecil, ilmu tidak didapat, jaringan tidak ada, tapi jenjang kariernya bagus, bisa lompat jabatan misalnya, cobalah bertahan karena ada manfaatnya.
  6. Kalau impian sulit tercapai, gaji kecil, ilmu tidak di dapat, jaringan tidak ada, jenjang karier tidak jelas, barulah hijrah.

beberapa poin diatas benar-benar make sense dan membuka kacamata saya berfikir.

Selanjutnya adalah tentang financial freedom. Financial freedom adalah sebuah pencapaian dalam bidang keuangan dimana kita tidak perlu lagi bekerja atau hanya perlu sedikit bekerja namun menghasilkan pendapatan rutin yang melebihi kebutuhan. Kebebasan finansisal didapat karena pendistribusian pendapatan dalam system. Dan system itu kita yang ciptakan, dan system yang menciptakan uang untuk kita sendiri. Yang saya tangkap pada pernyataan ini adalah, ketika pendapatan kita sudah banyak dan kita bisa membuatkan system atas apa yang kita dapatkan. Poinnya ketika pendapatan kita memang sudah banyak dan melebihi pengeluaran yang kita keluarkan. Jadi setelahnya kita bisa membuatkan system pembagian yang pada akhirnya system tersebut yang menghasilkan uang atau income passive kepada kita.

Poin Terakhir

Poin yang terakhir adalah tentang rumus kaya, yaitu value and leverage. Value adalah nilai orang terhadap anda, label orang lain melihat anda, dan nilai ini bukanlah harga yang anda pasang. Tapi nilai yang orang lain sematkan ke anda. Dan leverage itu sendiri adalah tingkatan-tingkatan yang kita lewati sampai dititik kaya nya kita. Makanya beliau mengibaratkan leverage dengan aliran sungai. Dimana aliran sungai  ada yang deras, berliku, ada juga yan tenang dan tidak bergerak.

Baca Juga :  SENI MENJADI ORANG EKSTROVER

Di atas beberapa poin yang saya dapatkan ketika membaca buku ini. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menciptakan aha baru bagi yang membacanya. Terimakasih

Comments are closed.