Bisakah kita melalui hari-hari Bahagia tanpa uang? Ya, kita memang tidak bisa hidup tanpa uang. Happiness without money pun bukan berarti tidak punya uang atau miskin secara harfiah. Tetapi ini tentang bagaimana mengurangi keinginan berlebihan kita, membeli barang berkualitas bagus sesuai dengan keperluan, dan menginvestasikan uang untuk keberlangsungan hidup.
Kali ini saya membaca buku karya Koike Ryunosuke. Beliau memaparkan bahwa dalam buku happiness without money ini bukan dalam artian kita hidup dalam kemiskinan dan Bahagia. Tapi justru malah hidup berkecukupan dan bisa mengelola banyak hal terutama keuangan kita. Belau termasuk orang kaya yang hidupnya sangat sederhana. Hidupnya itu irit bukan pelit. Beda ya irit dan pelit? Beda banget guys..
Jadi kalo yang Namanya irit itu menggunakan uang sesuai pada tupoksinya. Begini contohnya, kalo semisal kita punya pengeluaran wajib dalam satu bulan seperti listrik, artinya kita bakal ngeluarin uang tersebut untuk membayarnya. Nah kalo yang Namanya pelit itu gini, missal nih kita punya mobil, terus mobil kita butuh ganti oli, tapi kita gak mau untuk service mobil kita dan membiarkannya sampai benar-benar punya masalah serius baru deh secara terpaksa membawanya ke tempat service.
Nah dari sini bisa keliatan kan kita termasuk orang bagian pelit atau irit? Hehhe
Di buku ini beliau menceritakan tentang kisah hidupnya yang sangat sederhana. Beliau hidup dengan serba kata cukup meskipun bisa mengeluarkan lebih. Sebagai contoh, beliau hanya memiliki beberapa lembar pakaian yang dipakai untuk harian dan hanya 1 jas untuk acara formal. Selain itu beliau benar-benar menghitung pengeluarannya dalam satu bulan secara rinci, listrik, air, kebutuhan makan-minum beliau, pokoknya benar-benar rinci.
Nah itu merupakan satu hal yang benar-benar saya ambil pelajarannya. Menulis pengeluaran rutin dalam satu bulan sehingga pengeluaran dalam hidup bis akita atur dan kita bisa lebih hemat dan berhati-hati dalam mengeluarkan uang kita. Fungsinya untuk apa sih kita merincikan pengeluaran kita salam sebulan? Ya lagi-lagi untuk mengatur keuangan supaya tidak boros. Terus gimana caranya biar bisa mengontrol pengeluaran kita biar sesuai dengan perencanaan? Ya kita tulis di buku catatan. Jadi semua pengeluaran dalam satu bulan bis akita catat, uang yang masuk dan uang yang keluar. Fungsinya untuk apa? Supaya di akhir bulan kita bisa memantau dan mengevaluasi pengeluaran kita. Apakah semuanya sudah sesuai dengan planning kita dalam sebulan? Ataukah masih saja ada yang terlewat? Keduanya sangat penting supaya kita benar-benar bisa hidup dengan kesederhanaan dan kecukupan. Terutama kita bisa membuat financial planning kita di masa depan daru uang yang kita dapat.
Uniknya di dalam buku ini juga dijelaskan juga tentang mengurangi barang-barang yang ada di sekitar kita. Karena apa apa saja yang ada di sekitar kita bisa menambah pikiran kita tentang barang tersebut yang bahkan mungkin tidak penting untuk kita. Beliau mencontohkan tentang baju-baju di dalam lemari pakaian yang sudah tidak terpakai, atau hanya menyisakan pakaian yang sering dipakai saja. Dan jikalau kita membeli pakaian baru maka pakaian yang ada di lemari wajib dikeluarkan entah itu diberikan kepada orang lain atau dibuang yang jelas Ketika akan membeli atau sudah membeli wajib mengeluarkan yang kita punya. Kok bisa ya punya barang banyak bisa mengganggu pikiran kita? Beliau mengatakan bahwa kita pasti akan memikirkan barang yang kita punya baik barang yang sring kita pakai atau barang yang jarang sekali terpakai atau dalam artian sia-sia hanya akan banyak membuang kapasitas pikiran kita untuk memikirkan hal yang tidak perlu. Karena Ketika barang yang kita punya dan sudah lama tak terpakai tiba-tiba kita akan menggunakannya dan ternyata hilang, pasti otak kita akan memikirkan dimana keberadaan barang itu yang bisa menguras pikiran kita. Ya atau ya temen-temen? Sesuai pengalamanku, iya banget heheh
Dan hal tersebut bisa melukai hati dan pikiran kita. So hati-hati ya
Di buku ini juga dijelaskan tentang keserakahan yang kadang-kadang hanya mengelabuhi hati kita dengan kata “ME time” dengan kata “apresiasi diri” ya atau ya? Heheh akupun kadang gitu masihan. Karena pengen mengapresiasi diri, eh ternyata kelabasan membeli barang yang gak ada gunanya pas udah dibeli hihi 😀
Boleh kok boleh me time, apresiasi diri, tapi harus waras juga ya hehe jangan sampai khilaf dan berlebihan.
Ada 3 sikap terhadap keserakahan
1. Merealisasikan keinginan
Di poin pertama kadang-kadang kita terperangkap dengan rasa Bahagia yang akan dimunculkan setelah keinginan tersebut tercapai. Kadang yan emang itu hal yang benar-benar kita butuhkan, tapi kadang juga hal tersebut menjadi suatu yang tak berarti Ketika kita mewujudkannya. Nah, makanya lagi-lagi kalo kita punya keinginan kita bisa tanyakan lagi dalam diri kita. Apakah barang itu wajib dipenuhi? Apakah barang itu sangat penting? Kalo hal itu gak terwujud gimana perasaan kita? Pokoknya kalo mau apa-apawajib timbang menimbang dan tanya pada diri sendiri terlebih dahulu ya
2. Melarikan diri dan menggantinya dengan rangsangan keinginan lain
Di poin yang kedua, kadang Ketika keinginan kita tidak tercapai kita menggantinya dengan keinginan yang lain, contohnya Ketika kita ingin achieve suatu pekerjaan agar kita Bahagia eh Taunya kita tidak achieve target. Karena kita tidak bisa mewujudkan keinginan, maka kita akan menggantikannya dnegan yang lain supaya kita puas, missal dengan shopping supaya rasa sakit tersebut bisa hilang, padahal kalo diingat-ingat ya bakal hanya sebentar aja bahagianya abisnya keinget lagi hihi
3. Menekan rasa ingin tersebut.
Di poin yang ketiga ini yang harus banyak-banyak legowo hehe
Tapi ya kalo dari diri aku sendiri nih, aku sering nanya balik kalo aku pengen sesuatu. Jadi aku bukan orang yang mudah banget beli sesuatu apapun itu. Panjang banget mikirnya hehe
Cuma mau beli barang satu aja bisa ketunda sampe berbulan-bulan hehe
Boleh deh Teknik menanyakan diri sendiri itu dipake Ketika kita pengen banyak hal hehe apalagi kalo itu bukan kebutuhan tapi hanyak keinginan semata.
Di paragraph terakhir aku pengen sharing tentang happiness without money versi diriku hehe.
Aku termasuk orang yang terencana banget, jadi aku sudah mencatat pengeluaran wajib dalam satu bulan, termasuk mencatat pendapatan dalam satu bulan. Setelahnya aku rajin catat pengeluaran tiap bulannya supaya bisa check and balance dengan yang sudah saya rencanakan. Jadi bisa dievaluasi tiap bulannya, apakah saya banyak jajan, ataukah saya banyak pengeluaran gak penting? Hehe
Aku juga termasuk orang yang sudah siapkan nabung itu diawal bulan, dan itu sesuaikan saja dengan penghasilan kita ya.. nah beberapa aku post untuk tabungan dana darurat, sekolah anak, tabungan emas, dan tabungan Pendidikan aku dan suami kalo mau ikut workshop gitu dilain itu ada juga tabungan hura-hura hehe biar kalo ada mau gak ngambil dari tabungan pokok.
Semoga tulisan ini bermanfaat yaa
See you…