QURANIC LOW OF ATTRACTION

QURANIC LOW OF ATTRACTION – MERAIH ASA DENGAN ENERGI KALAM ILAHI

Review Buku

Seperti yang kita ketahui bahwa “Apa yang kita pikirkan, baik positif atau negatif maka itulah yang akan terjadi” . Jika kita berbuat kebaikan, kebaikan yang akan datang. Jika kita berbuat keburukan maka keburukan pula yang akan kita terima. Sedemikian eratnya konsep Law of Attraction dengan Al-Quran sehingga kita bisa menemukan ayat-ayat yang selaras dengan kehidupan kita.

Buku Qur`anic Law of Attraction menguak bagaimana Al- Qur`an menjadi petunjuk dan pemandu pikiran serta tindakan untuk mencapai kesuksesan sesuai dengan Teori Ketertarikan. Buku ini juga memaparkan tiga kunci mere- alisasikan mimpi dan cita-cita; doa, syukur, dan sabar.

Lalu, bagaimana sesungguhnya Law of Attraction bekerja dalam Al-Qur`an? Mengapa Kitab Mulia ini menjadi ruju- kan terbaik dalam Hukum Ketertarikan? Lembar-lembar dalam buku ini menjawab pertanyaan tersebut.

Mengenai Hukum Ketertarikan, Al-Qur’an telah memaparkannya dengan gamblang. Coba kita perhatikan salah satu ayat berikut ini.

“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan, barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,” (Q.S. Az-Zalzalah [99]: 7-8).

Ayat di atas semakin memperkuat bahwa Hukum Ketertarikan telah ada sejak Al-Qur`an diwahyukan kepada Baginda Muhammad saw. Coba kita renungkan, selami, dan hayati maksud ayat di atas: kebaikan akan berbalas kebaikan, keburukan akan berbalas keburukan.

Betapa Allah telah mengingatkan kita untuk selalu berpikir positif (kebaikan) dan memancarkan kebaikan itu pada orang-orang di sekitar kita. Hasilnya, orang- orang sekitar kita atau alam semesta akan memberikan pula kebaikannya pada diri kita. Kebaikan dibalas kebaikan.

Allah senantiasa memerintahkan kita untuk berlomba-lomba menebarkan kebaikan (fastabiqul- khairât). Allah sangat melarang kita berbuat keburukan (sayyiût) dan kerusakan (fasad). Bahkan, kepada orang yang selalu berbuat jahat, kita pun harus bersikap baik padanya.

Baca Juga :  Bidadari Bumi - 9 wanita shalehah

Misalnya, kita diperintahkan melawan kejahatan “dengan cara yang lebih baik” (QS. Al- Mu’minun [23]: 96, Q.S. Fushshilat [41]: 34), berdebat “dengan cara yang baik” (QS. An-Nahl [16]: 125). Dalam setiap detik kehidupan, kita diarahkan untuk memancarkan cahaya kebaikan dan merembetkan getaran kebajikan ke alam semesta.

1. ENERGI DOA

Saya meyakini bahwa orang-orang yang senantiasa membaca dan mengamalkan Al-Qur’an akan mendapatkan saluran energi doa, karena doa dan membaca Al-Qur’an merupakan aktivitas yang hampir sama. Keduanya adalah medium komunikasi dengan Allah. Membaca Al-Qur’an berarti melantunkan doa-doa juga (bukankah setiap bacaan Al-Qur’an mengandung doa?). Wajar saja, seseorang yang sering berinteraksi dengan Al-Qur’an memiliki kualitas doa yang memadai.

Mengapa Doa Saya Tak Kunjung Dikabulkan?

Sebenarnya, ada beberapa hal yang perlu kita pahami mengenai tertundanya pengabulan doa kita. Pertama, kita memang sering kali mengabaikan perintah- perintah Allah. Kedua, Allah menunda permintaan- permintaan kita dan Dia akan mengabulkannya di saat yang tepat. Ketiga, belum seiring dan seiramanya isi hati dan ucapan dalam doa kita.

  1. Suara Lidah Tidak Sesuai dengan Suara Hati.
  2. Allah lebih mengetahui jalan terbaik hidup kita
  3. Menumpuknya dosa kita

2. ENERGI SYUKUR

Bersyukurlah terus-menerus dalam hidup meskipun kita merasakan bahwa hidup ini penuh kesempitan dan ujian. Tetaplah bersyukur. Karena, kenyataannya, banyak nikmat Allah yang sudah diberikan dalam hidup kita. Mungkin kita bukanlah orang yang kaya, tetapi kita memiliki kesehatan yang prima. Kita memiliki hubungan baik dengan banyak teman. Atau, keluarga kita selalu harmonis. Artinya, kenikmatan Allah sudah mengalir dalam kehidupan kita.

Betapa kuatnya Al-Qur`an menyuntikkan kata-kata syukur dalam kehidupan ini. Al-Qur’an memberikan panduan agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah, tidak ingkar. Semakin kita bersyukur, semakin banyak kenikmatan berdatangan dalam diri kita. Sungguh bahagianya.

Baca Juga :  Broken - Menjadikan fenomena perubahan digital sebagai kendaraan menuju apa pun sukses

Bagaimana mengundang Rasa syukur?

  1. Mengenal Nikmat Allah
  2. Siap menerima nikmat Allah
  3. Memanfaatkan nikmat sesuai dengan kemauan sang pemberi

3. ENERGI SABAR

Ternyata, sabar bukanlah sikap pasrah, melainkan sikap menahan diri. Contoh, ketika Anda memiliki uang yang banyak, tentu Anda akan semakin konsumtif. Suatu saat, Anda malahan cenderung membeli barang- barang yang sebenarnya tidak terlalu Anda butuhkan. Nah, apabila Anda mampu menahan kemauan Anda untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan itu, Anda termasuk orang yang memiliki kesabaran.

Kesabaran akan mendatangkan pertolongan Allah SWT. Bersamaan dengan kesabaran, pertolongan Allah datang memberikan secercah harapan dalam kehidupan kita. Memang, kadang kita jarang merasakan pertolongan Allah. Padahal, kalau kita mau merenungi sesaat saja dalam perjalanan hidup kita, akan banyak kita temui pertolongan Allah itu.

Kita menyangka bahwa pertolongan Allah datang ketika kita dilanda musibah, seperti bencana alam, kefakiran, dan kemiskinan. Padahal, tidaklah demikian. Kesehatan yang kita nikmati saat ini, juga merupakan ertolongan Allah. Coba pikirkan bagaimana jadinya jika setiap hari kita sakit. Sudah pasti kita tak dapat beraktivitas sedikit pun.

4. KOLABORASI ENERGI DOA , SYUKUR DAN SABAR

Selama ini, kita terfokus pada doa saja. Atau, kita terfokus pada sabar saja. Seolah-olah, doa, syukur, dan sabar adalah tiga komponen yang saling terlepas. Seakan-akan, tidak ada kaitannya antara satu sama lain. Doa ya doa; syukur ya syukur; dan sabar ya sabar.

Padahal, ketiga komponen itu memiliki keterkaitan erat untuk membangun kebahagiaan dalam kehidupan ini. Doa, syukur, dan sabar perlu dipadukan dalam satu kesatuan.

Ambillah sebuah tamsil. Bayangkan jika kita membuat secangkir teh tanpa gula. Apa jadinya? Rasanya pahit bukan? Untuk menyajikan secangkir teh yang enak, tentu kita membutuhkan gula sebagai pemanis. Kita juga memerlukan air hangat, dan tidak boleh terlewatkan sendok untuk mengaduknya. Kita campurkan bubuk teh, air hangat, dan gula. Lalu, kita aduk sampai benar-benar merata. Rasanya pasti nikmat.

Baca Juga :  Cara Mengoptimalkan Nilai Rapor untuk Sukses di SNBP 2024

Begitupun dengan kehidupan ini. Kita membutuhkan doa, syukur, dan sabar secara bersamaan. Kemudian, kita aduk ketiga komponen tersebut. Dalam perkataan lain, apabila kita melakukan kolaborasi antara ketiganya, kita akan merasakan nikmatnya menjalani hidup ini.

Pasalnya, sampai saat ini, kita berdoa tanpa dibarengi dengan syukur. Begitu pun, kita bersyukur

tanpa diiringi dengan kesabaran. Ketika kita diberikan kenikmatan, lantas kita bersyukur. Namun saat Allah menguji kita dengan kesengsaraan, kita lupa bersabar. Sejatinya, syukur dan sabar haruslah sejalan. Syukur adalah buah dari kesabaran. Orang yang senantiasa membiasakan diri untuk bersabar, besar kemungkinan memiliki tingkat kesyukuran yang sebanding. Orang penyabar lazimnya “melek syukur”. Meskipun, ada kemungkinan pula mereka yang sering bersyukur tidak mampu menahan kesabaran tatkala nikmat dicabut dari dirinya.

Lalu, bagaimanakah ketiga komponen tersebut bekerja dalam kehidupan kita sehingga doa-doa kita terkabulkan, hidup kita bahagia, tenang, dan seterusnya? Terdapat beberapa cara jitu yang dapat kita lakukan untuk meluluskan doa-doa kita agar hidup kita bertaburkan “bunga-bunga” kebahagiaan. Di antaranya adalah:

  1. Kenalilah apa yang sebenarnya kita inginkan
  2. Teruslah berdoa saat senang maupun susah
  3. Tanamkan kuat-kuat apa tujuan doa kita;
  4. Hidupkan rasa syukur di dalam hati;
  5. Gunakan energi sabar untuk bangkit dari kegagalan, untuk menyinari kegelapan yang berselimut; dan
  6. Shalatlah dengan penuh syukur dan sabar.

Demikian artikel yang saya rangkum dari Buku Qur’anic Low of attraction. Semoga bermanfaat 🫶🏻