The Power of Frustation (Kekuatan Dahsyat Frustasi untuk Meraih Kesuksesan) karya Zishak K. Naen

Uncategorized
image_pdf

FRUSTASI SEBAGAI SUMBER KEKUATAN

BAHKAN TUSUKAN YANG MENYAKITKAN PUN BERGUNA UNTUK MENYEMANGATI HIDUP (AMI LOWELL)

Pada bab ini pembaca akan diingatkan bahwa manusia hidup dengan segunung keinginan dan kebutuhan dan sekeras apapun berusaha, mereka tidak akan selalu sanggup memenuhi semua keinginan dan kebutuhan mereka, selamanya. Ada saatnya terpenuhi, ada juga yang tidak terpenuhi. Ketika kegagalan dijadikan sebuah beban, dan itu lebih besar dari kemampuan manusia untuk mengenyahkan beban tersebut, maka STRES akan dialaminya atau bahkan FRUSTASI. Frustasi adalah perasaan kecewa atau jengkel yang meruyak dalam diri seseorang akibat gagal meraih tujuan. Penyebab frustasi bermacam-macam dapat pula dipicu oleh faktor internal dan faktor eksternal. Biasanya faktor internal itu berupa rasa minder, kecemasan, rasa takut, dan lain-lain. Sementara penyebab eksternal adalah keadaan keadaan di luar diri misal jalanan yang macet, hujan lebat, banjir, ujian, putus cinta, perceraian orang tua, ketiadaan uang, tidak kunjung mendapatkan pasangan hidup dan lain-lain.

Frustasi itu adalah rintangan sesuatu yang mati-matian kita tolak dan hindari yang kita harapkan tidak menimpa diri kita. Sebab kita senantiasa mengharapkan segala sesuatu mudah dihadapi, kita selalu menginginkan segala sesuatu berjalan lancar seakan-akan kita Tengah mengendarai mobil di jalan tol yang mulus tanpa hambatan. Seringkali kita berpikir kalau sesuatu berjalan lancar itu berarti kita sudah berada di jalur yang benar dan sebaliknya sehingga kita terbiasa nyaman dengan sudut pandang semacam itu. Ketika kendala dan tantangan muncul, kita terkejut, cemas dan frustasi. Alhasil kita mengabaikan kemungkinan lain dan akhirnya sering gagal untuk move on galau bimbang untuk terus bergerak maju dan tidak membiarkan diri terpatok pada suatu keadaan yang pasti tidak menguntungkan. Masing-masing dari kita menjadi tidak peduli dengan rentetan pertanyaan kritis, “kenapa ya aku harus frustasi dan apa sebetulnya yang menjadi penyebab? Apa manfaat frustasi bagiku dan bagaimana mungkin itu bisa terjadi?”.

Frustasi bisa menjadi sarana yang berharga bagi kita untuk mencapai apa yang kita dambakan dan inginkan. Frustasi akan memberikan kita ruang untuk beristirahat sejenak melakukan evaluasi dan introspeksi atas apa yang telah kita perbuat sebelumnya menjadikan kita mafhum dan tercerahkan sehingga frustasi itu memungkinkan kita mengembangkan pandangan pandangan mendalam yang memampukan kita meluluhlantakkan segenap keterbatasan dan rintangan yang melintang di hadapan kita.

FRUSTASI BISA BEGITU BERNILAI

KECELAKAAN IBARAT SEBILAH PISAU YANG BISA MENOLONG ATAU MEMOTONG KITA TERGANTUNG BAGAIMANA KITA GENGGAM APAKAH MATA PISAU ATAU GAGANGNYA (JAMES RUSELL LOWELL)

Ketika kita menghadapi hambatan reaksi awal yang kita alami adalah frustasi atau pikiran pikiran sebagai berikut:

Kenapa hal ini selalu menimpa diriku?

Kenapa yang kukerjakan tidak berjalan sesuai rencana?

Ku kira ini sudah mentok. Aku tidak perlu lagi meneruskan rencanaku lebih baik aku berhenti sampai disini saja.

Nah pikiran-pikiran semacam itu hanya akan semakin memburuk kan kita ke dalam frustasi dan akibatnya kita tidak akan pernah bisa melangkah maju. Padahal apabila kita berani mengubah sudut pandang dalam melihat masalah kita akan mendapat hasil yang kita inginkan.

Peribahasa Cina yang menyatakan bahwa “perjalanan jauh senantiasa dimulai dari 1 langkah”. Ya itu benar tak diragukan lagi. Namun ketika kita melakukan sebuah tugas kemudian muncul hambatan, maka yang perlu kita ingat adalah alasan mengapa kita harus menyelesaikan tugas tersebut. Kita perlu berhenti sejenak untuk melihat-lihat rancangan besar dari tugas wajib yang kita selesaikan itu kita perlu melontarkan pertanyaan “terima kasih apakah sebenarnya hasil akhir dari upaya ku ini?”. Artinya kita harus bisa memanfaatkan waktu untuk menegaskan kembali tujuan awal dan  melihat apakah kita masih berada di jalur yang tepat. Mungkin saja kita telah berjalan di jalur yang tidak kita niatkan semula, melenceng dari peta rencana yang telah ditentukan. Untuk itu kita harus sadar.

Baca Juga :  Stop Menjadi Manusia Mainstream

Cara taktis yang diibaratkan dengan mundur selangkah agar bisa berjalan 1000 langkah adalah punya jalan alternatif dan istirahat sejenak. Maksud dari punya jalan alternatif adalah wah wah agar kita tidak hanya berpaku pada kondisi kita yang sekarang tetapi kita harus bisa melihat besarnya tujuan awal yang kita inginkan sehingga muncullah jalan alternatif lain yang bisa kita lakukan untuk mencapai tujuan itu. Sedangkan maksud dari istirahat sejenak adalah ketika ada rintangan yang menghadang kita tentu atau boleh jadi reaksi pertama kita adalah lekas menyingkirkan rintangan tersebut tak peduli apapun bentuknya. Kita menerobos rintangan, tak peduli apapun bentuknya dengan langkah terburu-buru dan membabi buta. Masalah yang muncul akan menyita segenap perhatian kita untuk cepat-cepat memikirkan langkah guna mengatasinya. Rintangan yang ada pada dasarnya adalah sebuah celah yang memungkinkan kita mengambil jeda sejenak, beristirahat guna melihat situasi dengan pandangan yang lebih segar. Dengan begitu kita akan melihat bahwa masalah atau rintangan yang kita hadapi sesungguhnya tidaklah sebesar yang kita sangka.

LANGKAH-LANGKAH JITU

HIDUP ADALAH 10% PENGALAMAN DAN 90% MENYANGKUT CARA ANDA MENANGGAPINYA (DOROTHY M. NEDDERMEYER)

Nah inilah beberapa langkah menepis frustasi:

a. Tanyakan kepada diri kita, “apakah yang sesungguhnya sedang terjadi?”

b. Mencatat setiap hasil yang dicapai

c. Meredam kegaduhan

d. Memusatkan perhatian pada apa yang kita inginkan terjadi

TUJUAN ITU ADA DI SANA

ADA SEBUAH RENCANA ALAM SEMESTA. ADA KECERDASAN YANG TINGGI, BAHKAN SEBUAH TUJUAN, TETAPI ITU DIKARUNIAKAN KEPADA KITA MELALUI RENCANA YANG BERTAHAP (ISAAC B. SINGER)

Punya tujuan dan lalu berfokus pada tujuan tersebut, itulah resep kesuksesan yang tidak diketahui atau kerap dilupakan oleh banyak orang. Sandy MacGregor mengatakan bahwa sesudah kita tahu apa yang kita mau ada dua hal penting yang mesti kita perhatikan saat menetapkan tujuan. Pertama, tujuan diungkapkan secara ringkas, , dalam bahasa present tense, dan menggunakan kata “aku”.  Kedua, tujuan itu harus memperhitungkan prinsip SMART (Spesifik, Measurable, Achievable, Reality Based, dan Time based).

Nah untuk masa pencapaian tujuan dapat dibagi kedalam tiga jangka waktu, yaitu tujuan 5 tahun, tujuan 1 tahun, dan tujuan harian/mingguan/bulanan. Sebagus apapun tujuan, memang sebaiknya dijabarkan dalam bentuk tulisan, supaya bisa dikelola dengan baik. Kalau proses pencapaian tujuan itu diawali dengan pernyataan positif dan diungkapkan dalam bentuk present tense, maka itulah yang disebut afirmasi dan afirmasi selalu menyertakan visualisasi. Contoh afirmasi : aku nyaman dengan anggaran belanja untuk makanan, pakaian dan hiburan. Aku mampu mengatur pengeluaran dan tidak boros lagi. Pernyataan tersebut adalah bertujuan untuk hidup nyaman dengan anggaran belanja yang teratur.

Baca Juga :  Berani Kaya - Karena Kemakmuran Merupakan “MAN MADE”

Dalam afirmasi tidak dibolehkan menggunakan kata mungkin atau suatu hari. Penggunaan kata itu mengandung kemungkinan serta ketentuan waktu yang mengambang dan itu hanya akan memperlambat proses pencapaian tujuan. Karena bisa saja sebenarnya tujuan dapat berwujud lebih awal namun menjadi tertunda gara-gara kita menggunakan kata penunjuk waktu yang longgar. Contohnya : hindari mengatakan “aku akan punya mobil baru yang lebih bagus tahun depan”, tetapi katakanlah “Aku punya mobil yang bagus dan menyenangkan”. Tak kalah kalimat kedua yang kita pakai, pikiran bawah sadar akan bekerja dan mengirimkan kekuatannya kepada pikiran sadar sehingga kita terbantu untuk segera berusaha sekuat tenaga agar bisa membeli mobil baru dan bagus. Bahkan akan lebih baik lagi jika ditambahkan unsur waktu. Misalnya kita membuat afirmasi “pada tanggal 1 Januari 2015 Aku punya mobil yang bagus dan menyenangkan”.

Afirmasi hanya dapat digunakan untuk kepentingan pribadi. Apabila orang lain hendak mengubah diri mereka, mereka sendiri yang harus melakukan afirmasi ke diri mereka sendiri.

Selain menetapkan tujuan dan afirmasi, kita juga perlu fokus untuk mewujudkan impian tersebut. Apabila kita berfokus pada satu tujuan, kita tidak perlu membuang energi untuk sesuatu yang tidak berarti, misal menghawatirkan tanggapan atau pendapat orang lain mengenai diri kita atau terlalu berlebih-lebihan bahkan mati-matian dalam membentuk citra diri yang baik. Akan banyak energi yang terbuang sia-sia lantaran kita membiarkan diri kita dikuasai oleh perasaan perasaan semacam itu.

Selain ketiga hal itu untuk segera dapat mewujudkan keinginan kita harus memiliki sudut pandang tertentu. Kita harus bisa melihat tantangan yang ada dengan sudut pandang yang baik bukan malah sebaliknya. Apabila muncul sebuah masalah dan kemudian kita mencoba mencari hikmah yang ada di baliknya, menangis-nangis makna yang dikandungnya, bukan malah larut dalam masalah tersebut maka itu sungguh tidak lebih bermanfaat dan menyehatkan secara fisik dan psikologis Dan kita pun dapat mengatasinya jauh lebih cepat dibandingkan dengan jika kita melulu mengubah amarah dan caci maki serta menghabiskan energi dengan bertanya-tanya mengapa kita selalu didera masalah, mengapa masalah seakan-akan tak henti-henti menghantam diri kita. Cara pandang semacam itulah yang memampukan kita membedakan apakah diri kita adalah pemenang atau pecundang, orang yang punya nyali ataukah pengecut.

Selanjutnya adalah kemampuan mengidentifikasi masalah dan ini sangat perlu, sebab terkadang kita mempunyai rencana yang bagus namun tidak sanggup mengambil tindakan apapun untuk menjalankannya. Kita memang telah menyusun jadwal dalam memuluskan rencana kita itu namun entah mengapa kita masih saja merasa tidak mampu melakukannya. Kita seakan-akan kehilangan tenaga untuk melangkah sejauh yang kita bisa. Untuk menguatkan lagi sasaran yang dibidik sebaiknya kita membuat daftar yang berisi rincian sasaran dan tujuan yang hendak dicapai serta cara-cara yang akan ditempuh untuk memuluskan semua rencana.

VISI ITU SANGATLAH PENTING

Baca Juga :  Mengatur Waktu - Buku Make Time

SEMUA YANG KITA LAKUKAN, DILAKUKAN DENGAN PANDANGAN TERHADAP SESUATU YANG LAIN (ARISTOTELES)

Karena pencapaian tujuan membutuhkan upaya keras, perjuangan yang Tak kenal lelah, maka sebenarnya visi kita atas tujuan lebih penting ketimbang pengetahuan atas setiap detail, apapun itu. Visi itu sungguh merupakan pendorong yang amat kuat karena ia punya kuasa untuk menghancurkan rintangan apapun. Ibarat air yang menetes tak henti-henti, iya mampu melubangi batu paling keras sekalipun. Ketika sudah punya visi selanjutnya kita harus merumuskan langkah-langkah untuk mewujudkan visi demi mencapai tujuan.

MENYALAKAN TERUS API OPTIMISME

ORANG YANG PESIMISTIS MELIHAT KESULITAN DALAM SETIAP KESEMPATAN; ORANG YANG OPTIMIS MELIHAT PELUANG DALAM SETIAP KESULITAN (WINSTON CHURCHILL)

Selalu ada kesempatan selalu ada jalan keluar dan selalu atau pelajaran yang sangat bernilai yang dapat dipetik setiap kali kita dihadang masalah. Itu sebabnya sewaktu kita jengkel dan frustasi kita harus menerima dan memaknai kedua emosi tersebut sebagai kesempatan berharga untuk mengembangkan dan memperbaiki diri. Kebenaran dari hal diri kita yang kita terima dengan lapang dada kendati itu mengejutkan atau bahkan menyakitkan itu merupakan hal yang dapat menghantarkan kita meraih kebebasan kemajuan dan kesuksesan. Kerelaan kita mengakui kebenaran tentang diri kita dan selalu berusaha memperbaiki kekurangan akan membebaskan diri kita dari kungkungan ketidakbahagiaan.

Sayangnya tidak semua orang bersedia melakukan hal itu. Tidak semua orang memiliki wawasan yang luas dan berkenan membuka diri sehingga tidak semua orang bersedia mengoyak tak berilusi agar dapat menemukan kebenaran. Kebenaran bagaimanapun hanya dapat ditemukan atau diterima oleh orang yang memiliki pikiran yang terbuka.

MENJINAKKAN TEKANAN

ORANG HARUS MENYADARI BAHWA SUASANA PERSELISIHAN ANTARA SESEORANG DENGAN ORANG LAIN TIDAKLAH BERARTI APA-APA. NAMUN PENGARUH KONFLIK BATIN SESEORANG ITULAH YANG HARUS DICERMATI (MARTIN BUBER)

Tekanan dalam diri kita selain memicu ketegangan fisik itu juga menyulut ketegangan mental. Kita semua pasti pernah marah, takut, bosan, risau dan frustasi. Di saat-saat semacam itu kita merasa bahwa hidup kita tidak bermakna dan kebahagiaan menjadi seakan-akan hanya ada di dunia khayalan. Ketika perasaan-perasaan negatif itu menguasai diri kita itu pertanda bahwa kita Tengah didera oleh ketegangan mental. Namun untungnya ketegangan tersebut dapat diatasi dengan meditasi sebab meditasi memang merupakan seni mengendalikan mental.

Langkah-langkah penting meditasi yang diperkenalkan David Harp dan Nina Feldman :

a. Menjernihkan pikiran

b. Mengatasi pikiran

c. Menenangkan pikiran yang terdiri atas visualisasi, relaksasi dan belas kasih.

MENDAYAGUNAKAN PIKIRAN BAWAH SADAR

Sadar memang menakjubkan. Seluruh ingatan dan kebiasaan, segenap kepribadian dan citra diri kita tersimpan di dalam pikiran bawah sadar. Sebuah gudang yang amat besar seperti itulah perumpamaan pikiran bawah sadar manusia. Segala hal yang kita pikirkan secara tak sadar juga tersimpan di sana. Sungguh pikiran bawah sadar itu sangat puas benar-benar mengagumkan.

MENCINTAI DAN BERSYUKUR

Di bab mencintai dan bersyukur, terlukis beberapa hal istimewa.

Cinta adalah keyakinan atas keberadaan orang lain itu kata W.H Auden.

Dan ingatlah ketika tuhanmu memaklumkan sesungguhnya kalau kamu bersyukur pasti kami akan menambah nikmat kepadamu  (Q.S Ibrahim : 7)