TO BE A GREAT LEADER

Uncategorized

Pada artikel kali ini mimin akan membahas atau merview buku bacaan tentang kepemimpinan yang berjudul “To Be A Great Leader“. Buku ini karya dari Semuil Tjiharjadi.
Langsung saja simak review berikut.

MITOS-MITOS KEPEMIMPINAN

Pembahasan berikut akan diperlihatkan mitos mengenai pandangan-pandangan yang Menyesatkan tentang kepemimpinan. Mitos-mitos tersebut dibahas supaya kita memiliki perspektif yang lebih baik dan jelas tentang berbagai keyakinan yang dianggap benar oleh kebanyakan orang. Mitos-mitos tersebut diyakini kebenarannya oleh sebagian orang. Tiga mitos pertama tentang kepemimpinan diadopsi dari Hughes et al. (2002) dan lima mitos terakhir diadopsi dari Bennis dan Nanus (2006).

MITOS 1: KEPEMIMPINAN YANG BAIK BERDASARKAN AKAL SEHAT (COMMON SENSE)

Mitos ini menyatakan bahwa seseorang hanya membutuhkan akal sehat agar menjadi seorang pemimpin yang baik. Dalam dunia bisnis, para pemimpin menghadapi kompleksitas masalah yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan akal sehat saja.lebih dari itu, diperlukan analisis dan pertimbangan mendalam dan akurat terhadap situasi yang dihadapi oleh para pemimpin untuk menentukan efektivitas kepemimpinan.

MITOS 2:  PARA PEMIMPIN DILAHIRKAN, BUKAN DIBENTUK

Seorang pemimpin yang berkaliber bukanlah dipandang dari garis keturunan atau dari anugerah genetika, melainkan dari kualitas kepemimpinan yang dikembangkannya. Seseorang tidak mungkin memiliki kualitas kepemimpinan yang luar biasa karena bawaan sejak lahir. Namun, bisa dipastikan bahwa kualitas kepemimpinannya diperoleh dari proses belajar yang panjang. Proses manusiawi yang panjang, penuh coba-coba, kemenangan dan kekalahan, pemilihan waktu dan kejadian yang kebetulan, serta intuisi dan pengetahuan (Bennis & Nanus, 2006: 235).

MITOS 3: HANYA SEKOLAH YANG MENGAJARKAN KEPEMIMPINAN MELALUI GEMBLENGAN KERAS

Kepemimpinan seseorang itu berkembang dari studi formal dan dari pengalaman hidup. Studi Formal dan pengalaman hidup saling melengkapi. Jadi, seorang pemimpin hebat tidak mungkin dihasilkan dari hanya mengandalkan pelatihan saja atau hanya melalui pengalaman saja. Kedua proses tersebut sama-sama dibutuhkan, bahkan saling melengkapi.

Baca Juga :  Banjir Orderan Modal Whatsapp
MITOS 4: KEPEMIMPINAN MERUPAKAN KETERAMPILAN YANG LANGKA

Mitos ini muncul karena banyak yang tidak percaya bahwa semua orang bisa menjadi pemimpin yang hebat. Para pemimpin hebat sangatlah langka, seperti halnya pelari hebat, actor hebat atau pelukis hebat. Memang harus diakui bahwa kita tidak mungkin bisa menjadi hebat dalam semua bidang serta profesi yang kita tekuni dan  yang kita perankan. Namun, selalu ada peluang untuk menjadi lebih baik, itulah potensi belajar kita yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh makhluk

lain.

MITOS 5: PEMIMPIN ADALAH ORANG YANG BERKARISMA

Fakta yang sangat menarik ditemukan dari hasil riset yang dilakukan oleh Jim Collins dan dua puluh orang anggota tim selama lima tahun serta menghabiskan dana lebih dari $100 juta. Fakta tersebut menyebutkan bahwa dari semua pemimpin di sebelas perusahaan yang tadinya hanya berada dalam posisi baik, selama setidaknya lima belas tahun dan selanjutnya menghadapi titik transisi menuju hebat selama paling tidak lima belas tahun kemudian tidak ada yang berkarisma luar biasa meskipun merekalah yang menjadi kunci sukses dan mengantar perusahaan menjadi perusahaan yang hebat dan bertahan lama (Collins, 2004). Para pemimpin yang membawa perusahaan dari baik menjadi hebat memiliki bauran paradoks karakteristik, yaitu kerendahan hati dan kemauan professional.

MITOS 6: KEPEMIMPINAN HANYA ADA DIPUNCAK ORGANISASI

Semakin berkembang dan besarnya sebuah organisasi, pemimpin semakin diperlukan di semua unit dalam suatu organisasi. Saat organisasi belajar lebih banyak, hampir bisa dipastikan akan ada multiplikasi peranan pemimpin yang ditawarkan kepada para karyawan.

MITOS 7:      PEMIMPIN MENGENDALIKAN, MENGARAHKAN, MELECUT DAN MEMANIPULASI

Di ungkapkan oleh Maxwell (1995) bahwa kepemimpinan adalah pengaruh, seorang pemimpin biasanya menggunakan kekuasaan dan posisinya untuk menggerakkan orang lain. Itu berarti bahwa mereka telah kehabisan kapasitas pengaruh untuk menggerakkan orang lain. Menurut Bennis dan Nanus para pemimpin seharusnya memimpin dengan menarik, bukannya mendorong, memberikan inspirasi, bukannya memberikan perintah, menciptakan harapan yang menantang dan dapat dicapai, bukannya memanipulasi, memungkinkan orang lain untuk menggunakan inisiatif dan pengalaman mereka sendiri, ketimbang menolak atau menghalangi pengalaman aksi mereka.

Baca Juga :  Bagaimana sejatinya persepsi membentuk konstruksi berpikir kita - Persepsi
MITOS 8:      SATU-SATUNYA TUGAS PEMIMPIN ADALAH MENINGKATKAN NILAI PARA PEMEGANG SAHAM

Bennis dan Nanus (2006: 238) menyatakan bahwa perhatian utama para pemimpin adalah membangun organisasi guna menjamin kelangsungan hidup dan kesuksesan jangka panjang. Pemimpin merupakan instrument utama yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk menyampaikan impiannya, menunjukkan ke arah keberhasilan mereka dan membantu orang agar bisa bekerja sama secara efektif untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah. Oleh karena itu, bagi seorang pemimpin sejati, membuat bukti adalah persyaratan, bukan sekadar visi atau tujuan.

KONSEP DIRI DALAM KEPEMIMPINAN

Tulisan ini sedikit ingin membantu para pemimpin agar bisa lebih mengenal pribadinya, lalu memahami.

GAMBAR DIRI

Agar bisa lebih mengenal diri, ada beberapa hal yang bisa menolong, dimulai dari siapa kita menurut pandangan kita sendiri hingga siapa kita menurut pandangan orang lain.

  • Siapa Saya Menurut Tuhan

Sungguh ajaib memang karena kita diciptakan sebagai hasil dari buah cinta orangtua kita. Jauh sebelum orangtua berencana untuk melahirkan kita, kita sudah ada di benak sang pencipta. Siapa orangtua kita, bagaimana keberadaan orangtua kita, apa jenis kelamin kita, hitam atau putih, tinggi atau pendek, jadi apa kita kelak, bahkan di kota mana kita akan dilahirkan, sampai kepada hari-hari yang akan kita jalani, semuanya sudah ada yang merencanakan. Oleh karena sudah diciptakan dengan sangat spesial bahkan sangat sempurna, lengkap dengan segala talenta, potensi dan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan di dunia ini.

  • Siapa Saya Menurut Ilmuwan

Menurut para ilmuwan, kita merupakan hasil pertemuan antara sperma dengan sel telur yang terjadi secara menakjubkan. Ketika sepasang suami istri yang telah sah melakukan hubungan badan, si suami mengeluarkan ribuan sperma yang akan mencoba mendekati sel telur. Dari ribuan sperma hanya 1 yang bisa mendekati dan membuahi sel telur di rahim istrinya. Bayangkan, dari berjuta juta sperma yang ada hanya 1 yang bisa menempel pada sel telur.sejak awal kita adalah petarung tangguh. Mengapa? Karena kita berhasil menjadi pemenang di anatara berjuta juta sperma yang lain. Kita adalah seorang yang sangat spesial, unik dan hanya satu-satunya di dunia ini sepanjang masa. Namun demikian, kita tidak akan pernahterbentuk dan ada di dunia ini tanpa campur tangan Tuhan.

  • Siapa Saya Menurut Diri Sendiri
Baca Juga :  Jurusan Kuliah yang Sepi Peminat: Inilah Keunggulannya

Seperti apa kita mengenal diri atau dengan cara apa? Dengan mengenali segala kelebihan dan kekurangan kita. Adakalanya kita perlu melakukan refleksi untuk merenung dan mengingat kembali peristiwa-peristiwa atau kejadian yang telah kita alami. Untuk apa kita merenung? Untuk melihat orang seperti apa kita ini, apakah saya ini orang yang baik, ramah, rajin, cantik ataukah galak dan pemarah.

  • Siapa Saya Menurut Orang Lain

Selain bisa memahami karakter melalui pribadi kita sendiri, kita memerlukan bantuan orang lain untuk melihat karakter atau kepribadian kita. Kita tidak bisa mengatakan kita cantik atau ganteng, tanpa bantuan orang lain. Oleh karena kita tidak akan bisa menilai diri secara utuh tanpa orang lain. Meskipun penilaian oran lain mungkin saja tidak sama dengan atau tidak seperti yang kita harapkan atau malah terkadang terkesan menyakitkan, tetapi kita tetap perlu mencoba untuk menerima penilaian orang lain.