Hidup di dunia ini hanya sementara dan kita tidak bisa mengetahui akhir yang ‘instan’. Pantaskah jika tidak memiliki cita-cita menjadi orang baik?
Buku ini akan memotivasi pembaca untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Refleksi hidup kita adalah cermin dari kebiasaan kita. Sebagai manusia, kita harus memiliki jati diri sebagai penulis dan memiliki hasrat untuk masa depan dengan langkah pertama menghargai waktu. Buku bergenre nonfiksi ini saya tulis dengan tujuan memotivasi dan menyadarkan pembaca untuk memulai awal perubahan dengan memulai.
Skenario temporal seperti anugerah yang diberikan Tuhan dengan tujuan menciptakan waktu hingga akhir hayat. Roda tidak hanya berputar, begitu juga waktu. Memperkirakan waktu adalah salah satu tantangan nyata yang kita hadapi seperti roda kehidupan. Banyak orang yang salah memahami waktu. Beberapa orang menghargai waktu mereka bersama, tetapi banyak yang mengabaikan kesempatan berharga.
Waktu bergerak maju dan tidak bisa dibalik. Fakta kehidupan adalah kisah nyata atau fakta yang dihadapi setiap orang, dan salah satunya adalah tujuan hidup. Usia bukanlah halangan untuk berprestasi.
Terbukti dengan cerita “Coroner Sanders and KFC”. Dia adalah orang pertama yang mendirikan restoran Kentucky Fried Chicken di lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Pada usia 60 tahun, ia telah melalui perjalanan hidup yang melelahkan, tetapi ketekunannya telah memungkinkannya untuk bertahan dan membuat prestasi gemilang. Generasi muda.
Tekad adalah cermin yang mencerminkan masa depan
Visi adalah tujuan utama, misi adalah langkah nyata. Seseorang harus memiliki visi dan misi untuk menjadi pedoman mengenai kebiasaan, apapun masa depannya, agar menjadi pribadi yang lebih efektif dan berprinsip. “Ceritakan kebiasaanmu. Kebiasaan melayanimu” (Isnaeni DK, 2018: 74). Kata ini adalah moto bagaimana kita harus memulai kebiasaan baik dari sekarang.
Setiap orang harus memiliki semangat dan cita-cita. Tetapi lebih sering daripada tidak, beberapa orang tidak yakin dengan hasrat mereka dan takut akan impian dan aspirasi mereka. Tidak ada tujuan yang dapat membuktikan bahwa seseorang belum melewati tahap 0 untuk mencapai kesuksesan. Tidak mudah menjadi orang lain jika Anda tidak yakin dengan passion Anda.
Kutipan itu berbunyi: “Bahkan jika Anda berbuat baik, banyak orang akan mengutuknya. Bahkan jika dia melakukan hal-hal buruk, orang lain akan memujinya” (Isnaeni DK, 2018: 96). Bukan orang dengan kebiasaan buruk, tetapi orang dengan kebiasaan baik sebagai dasar untuk membangun kepribadian yang lebih sempurna.
Perbedaan menentukan prinsip kebiasaan pribadi yang berbeda dalam membuktikan diri Definisi sukses adalah milik setiap orang yang tidak bergantung pada satu ide.
Jalan menuju kesuksesan tidaklah mudah. Tentu banyak kendala yang akan Anda hadapi, salah satunya adalah kegagalan. Definisinya adalah orang yang takut melakukan kesalahan dan menolak untuk bertindak, dan dia termasuk orang yang gagal.
Pikiran ini menghantui kita sepanjang waktu, dan buku ini memberi kita berbagai tip untuk menghadapinya. Mengubah kebiasaan Anda menjadi lebih baik adalah titik awal untuk memulai perubahan hidup di masa depan. Memulai kebiasaan baik adalah awal dari tren yang semakin sempurna. Pria hebat berpikiran sosial, sabar, memiliki ide-ide besar, dan percaya diri.
Saatnya membuat perubahan
Kapan kesempatan untuk mengubah kebiasaan Anda? Silakan.” (Isnaeni DK, 2018: 214).
Kutipan yang membuat kita menjadi refleksi diri sehingga kita bisa lebih fokus pada perbaikan diri dan jujur pada hati kita.Anda perlu melihat diri Anda lebih baik sebagai orang yang ingin memantapkan dirinya sebagai orang yang sukses.
Buku setebal 228 halaman berjudul Changing Your Habits ini tidak hanya tentang motivasi, tetapi juga tentang tips dan manfaat. Buku Stephen R. Covey, Tujuh Kebiasaan, tidak sama dengan Mengubah Kebiasaan Anda. Buku “7 Habits of Highly Effective People” memberikan ulasan mendalam tentang salah satu kebiasaan yang dapat berkontribusi dalam hidup Anda
1 thought on “Review Buku : Change Your Habbits”
Comments are closed.