Halo! Nama saya Riana, asal saya dari Bogor, dan saya berusia 19 tahun. Saya ingin berbagi pengalaman pribadi tentang perjalanan saya bertemu dengan Lampung Cerdas, sebuah komunitas yang luar biasa. Saya berharap artikel ini bisa menginspirasi remaja yang sedang mencari jati diri mereka, dan tentu saja, saya meminta maaf jika ada kata-kata yang kurang tepat karena ini adalah pertama kalinya saya menulis artikel. Semoga tulisan ini bisa memberikan motivasi bagi semua orang yang sedang berjuang meraih kesuksesan.
Perkenalan dengan Lampung Cerdas
Perkenalan saya dengan Lampung Cerdas dimulai pada tahun 2023, ketika saya masih duduk di bangku SMA kelas 12. Suatu hari, saya menerima pesan dari nomor yang tidak saya kenal di WhatsApp. Awalnya, saya mengabaikannya, lebih dari tiga kali saya hanya membaca pesan tersebut tanpa memberi respon. Saat itu, saya sedang berjuang untuk bisa masuk kuliah melalui jalur SNBP.
Namun, akhirnya saya membuka pesan itu dan mencoba untuk terbuka dengan informasi yang diberikan. Dari situ, saya mengenal salah satu tim Lampung Cerdas, yaitu Kak Evelin, yang mungkin saat ini sudah fokus kuliah. Pada saat itu, saya diajak untuk mengikuti pembinaan dari Lampung Cerdas melalui program KTT (Kuliah Tanpa Tes), sebuah pembinaan yang bertujuan mempersiapkan peserta untuk jalur undangan. Program ini benar-benar menarik, dan saya memutuskan untuk ikut.
Lampung Cerdas dan Kesempatan Baru
Pada tahun 2024, ketika saya memutuskan untuk gap year, saya dipertemukan kembali dengan Lampung Cerdas. Kali ini, saya tidak diajak untuk mengikuti program pembinaan, tetapi diajak untuk bergabung sebagai tim dan menjadi bagian dari keluarga besar Lampung Cerdas. Saya mulai dibimbing oleh Kak Humaira, seorang mentor yang sangat hebat, penuh energi positif, dan selalu memberikan semangat. Berkat bimbingan beliau, saya belajar banyak dan akhirnya menjadi bagian dari tim Lampung Cerdas.
“You Are What You Think”
Salah satu kutipan yang selalu diingat dari mentor saya, Kak Syaifulloh, CEO & Founder Lampung Cerdas, adalah “You Are What You Think”. Kutipan ini memberi pengaruh besar dalam cara saya berpikir dan melihat dunia. Kak Syaiful selalu mengingatkan saya untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi setiap masalah dan tantangan. Jika kita terus mengucapkan kata-kata negatif seperti “tidak bisa”, “sulit”, atau “gagal”, maka pikiran kita akan percaya pada kata-kata itu dan kita pun akan merasa terhambat. Sebaliknya, dengan berpikir positif, kita akan membuka jalan untuk mencapai tujuan kita. Ini bukan sekadar teori, saya sudah merasakannya sendiri.
DNA dan Mental Pemenang
Kamu adalah DNA pemenang dek, jadi mentalmu juga harus mental pemenang. Kalimat ini selalu saya ingat dari mentor terbaik saya, Kak Humaira (Kak Mai) dan menjadi dorongan saya saat merasa ingin menyerah. Beliau benar-benar memberikan pengalaman yang luar biasa bagi saya. Setiap hari, tanpa lelah, beliau selalu memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti. Begitu luar biasanya beliau, yang dengan ikhlas dan penuh semangat memberikan ilmu yang sangat berharga kepada saya secara cuma-cuma.
Kak Mai juga yang mengajari saya cara berjualan, tapi bukan hanya sekadar jualan, melainkan jualan yang memberi manfaat untuk pelanggan. Beliau mengajarkan saya banyak hal, mulai dari teknik closing, memberikan e-book yang sangat bermanfaat, hingga menghadirkan berbagai tantangan seru yang memperkaya pengalaman saya. Semua itu membantu saya untuk berkembang dan akhirnya bisa mencapai “pecah telur” pertama di program KTT. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan khusus untuk Kak Humaira. Semoga suatu saat kita bisa bertemu langsung dan terus berada di jalan yang sama, untuk terus memberi manfaat kepada banyak orang di luar sana.
Syukur Itu Lebih dari Uang
Salah satu pelajaran penting yang saya terima setelah bergabung dengan Lampung Cerdas adalah pentingnya rasa syukur. Sebagai seorang Muslim, saya belajar untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya. Bukan hanya soal uang, tetapi juga hal-hal kecil yang sering terlewat. Bangun pagi dengan tubuh sehat, bisa tidur nyenyak, makan, minum, hingga kesempatan untuk belajar dan berbagi. Semua itu layak disyukuri, bahkan saat diuji dengan masalah, saya percaya itu juga bentuk nikmat. Setiap cobaan pasti membawa hikmah yang berharga.
Sukses Itu Berpola
Setiap orang pasti ingin sukses dalam hidupnya. Saya juga demikian, tidak hanya menginginkan kesuksesan dunia, tetapi juga akhirat. Sukses itu bukan hanya soal hasil, tetapi juga soal proses dan pola pikir. Saya belajar bahwa kesuksesan bukan hanya 20% tentang keterampilan teknis, tetapi 80% tentang ketekunan dan usaha non-teknis. Lampung Cerdas, mengajarkan saya rumus sederhana: Skill × Effort = Achievement. Jika kita ingin sukses, kita harus meningkatkan kapasitas skill kita dan memperbesar usaha kita.
Mulailah masa depan dari sekarang
Kak Syaiful sering bertanya, “Jalan dulu atau cara dulu?” Jawabannya adalah, Jalan dulu baru cara. Saya belajar bahwa untuk mencapai tujuan, kita harus berani mengambil langkah pertama. Meskipun belum tahu cara atau jalannya, tindakan awal itu yang membuka peluang. Proses tersebut akan mengajarkan kita banyak hal dan mempercepat kita untuk mencapai tujuan.
Berpenghasilan untuk Bermanfaat
Sejak bergabung dengan Lampung Cerdas pada tahun 2024, saya mulai merasakan manfaatnya dalam kehidupan saya. Alhamdulillah, saya berhasil mendapatkan penghasilan melalui usaha saya sendiri, berkat bantuan mentor-mentor Lampung Cerdas. Saya bergabung dalam dua program: KTT dan SNBT PLUS, dan dalam waktu dua minggu saya sudah meraih hasil yang saya inginkan. Saya bukan hanya belajar bagaimana berjualan, tetapi juga bagaimana membantu orang lain. Kata Kak Syaiful, “Jualan itu harus memberi manfaat buat customer,” dan Kak Humaira pernah berkata, “Do Your Best dulu aja, sisanya bonus.”
Kesimpulan
Perjalanan saya bersama Lampung Cerdas sangat luar biasa dan penuh dengan pembelajaran berharga. Banyak hal yang berubah dalam hidup saya, mulai dari pola pikir, tujuan hidup, hingga rasa percaya diri. Tentu saja, tantangan selalu ada, apalagi saat menghadapi rasa malas, tetapi dengan bergabung dalam tim Lampung Cerdas, saya bisa mengatasi hal tersebut. Lampung Cerdas bukan hanya sebuah organisasi, tetapi juga sebuah keluarga yang membantu saya untuk berubah dan berkembang.
Mari mulai menerapkan tangga perubahan dalam hidup kita. Pikiran mempengaruhi kata-kata, kata-kata mempengaruhi tindakan, tindakan mempengaruhi kebiasaan, kebiasaan mempengaruhi karakter, dan karakter mempengaruhi nasib kita.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Lampung Cerdas dan seluruh keluarga besar Lampung Cerdas, terutama Kak Syaiful, Kak Humaira, dan semua mentor lainnya, atas ilmu dan bimbingannya. Semoga Lampung Cerdas semakin sukses dan terus memberikan manfaat bagi banyak orang.